Kamis, 14 Juli 2016

Pengalaman Tes Masuk Pascasarjana ITB

Saat lulus S1, saya berencana kerja dulu dan memang saat itu saya sedang bekerja di sebuah pabrik Handphone di daerah Tangerang sebagai engineer  tetapi karena keinginan yang kuat untuk lanjut kuliah mumpung masih muda dan keinginan yang besar untuk menjadi pengajar maka saya memutuskan untuk kuliah lagi. Latar belakang saya adalah S1 Teknik Elektro dari Institut Teknologi Indonesia dengan peminatan elektronika.

Saat mendaftar calon mahasiswa diwajibkan untuk meminta rekomnedasi dari 2 orang yang mengenal calon persis calon mahasiswa. Dan saya meminta rekomendasi dari 3 dosen yang pernah mengajar saya yaitu pembimbing TA saya saat S1 yang bekerja di  LIPI sebagai peneliti utama ,dan seorang dosen yang bekerja di Pusat Rekayasa Nuklir dan pernah mengajar saya saat S1 ,dan juga Ketua Program Studi Elektro yang juga pernah menjadi pembimbing kerja praktek saya dan pernah mengajar saya saat kuliah S1.

Saat memilih bidang studi di ITB, saya memilih jurusan mekatronika yaitu bidang studi yang merupakan gabungan dari 3 bagian yaitu : Teknik mesin, teknik informatika, dan elektronika. Pascasarjana mekatronika berada dalam fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara.

Tes masuk pascasarjana ITB terdiri dari beberapa tahap yaitu TPA (Tes Potensi Akademik), Tes tertulis , tes wawancara , dan TOEFL. Tes paling awal adalah TPA , soal tes TPA menurut saya tidak susah susah amat tetapi butuh kecepatan dalam mengerjakan tiap bagian . Tiap bagian diberi waktu mengerjakan dan jiika waktu telah habis maka halaman harus dipindah ke bagian berikutnya dan tidak boleh mengerjakan bagian bagina sebelumnya. Tes TPA memakan waktu kurang lebih 3 jam.

Selanjutnya adalah tes masuk dari fakultas yang terdiri dari 2 tahap yaitu tes tertulis dan tes wawancara. Jauh sebelum tes tertulis saya sudah mempelajari materi materi yang ada dalam kisi kisi tetapi soal yang ada dalam tes tertulis terkesan lebih banyak ke soal hitungan dan penalaran logika menurut saya jadi berputar otaklah selama tes berlangsung.

Keesokan harinya adalah tes wawancara, saat tes wawancara calaon mahasiswa dari satu fakultas akan dibagi berdasarkan sub program studi yang akan diambil dan saat menunggu giliran wawancara say juga berkenalan dengan beberapa calon mahasiswa ITB yang S1 di ITB dan yang dari luar ITB dan tak disangka mereka juga bilang tes terulis kemarin banyak yang ga ketemu jawabannya dan kita menggunakan logika untuk menjawab, saya mengira hanya saya yang paling ga bisa saat tes tersebut.

Saat tiba giliran saya untuk wawancara saya berusaha untuk santai dan didalam ruangan tersebut ada 3 pewawancara yang  merupakan dosen di fakultas  Teknik Mesin ITB.

Pertanyaan dari dosen pertama adalah mengenai materi TA yang saya kerjakan pada saat S1 dan diminta untuk menjelaskan cara kerja dan metode perancangannya. Lalu lanjut dengan dosen kedua yang menanyakan tentang matematika dan fisika. Sedangkan dosen ketiga melihat kemampuan saya dalam mekanika masih sangat kurang dan beliau bertanya apakah saya siap untuk mengikuti 1 atau 2 mata kuliah di S1 sambil studi S2 dan saya saya siap untuk itu.

Saat selesai wawancara tersebut saya baru menyadari ada beberapa kesalahan saat saya menjawab pertanyaan saat wawancara walaupun tidak fatal.

Dan tes yang terakhir adalah tes TOEFL. Di sini saya mengambil tes ELPT ITB yang diselenggarakan dua hari setelah tes wawancara.

Itu adalah tes yang harus dilalui untuk menjadi mahasiswa pascasarjana ITB. Dan tepat tanggal 30 Juni hasilnya diumumkan dan puji Tuhan saya lolos tes dan diterima.

Saya sangat berterimakasih kepada Ibu dan Bapak dosen   yang telah merekomendasikan saya untuk bisa masuk menjadi mahasiswa di ITB.

Terimakasih yang sudah membaca dan mohon maaf bila ada kekurangan dalam tulisan ini.
Salam sukses.